Sabtu, 24 November 2012

air mata wanita

Tulisan saya kali ini memiliki judul yang sedikit dramatis yang secara khusus didedikasikan kepada para korban kekerasan rumah tangga yang mayoritas wanita dan anak-anak.

Kasus kekerasan dalam rumah tangga sangat banyak di Indonesia dimulai dari pemukulan terhadap istri, anak laki-laki yang membakar hidup-hidup ibunya sendiri, pembantu rumah tangga yang disiram air panas oleh majikannya, anak perempuan yang dilecehkan oleh pamannya sendiri, dan masih banyak kasus lainnya.

Penulis menilai bahwa salah satu faktor terbesar mengapa korban kekerasan dalam rumah tangga adalah perempuan karena perempuan secara kekuatan fisik jauh lebih lemah daripada laki-laki. Para korban selain itu juga memiliki kekuasaan yang jauh lebih terbatas dibandingkan pelakunya, hal ini sangat terlihat pada kasus penyiksaan terhadap pembantu rumah tangga oleh majikannya sendiri. Hal ini sungguh memprihatinkan memang.

Penulis juga mengamati bahwa faktor lain maraknya kasus ini adalah anggapan bahwa perempuan merupakan kepunyaan pria. Anak perempuan merupakan kepunyaan ayahnya. Istri merupakan kepunyaan suaminya. Pembantu rumah tangga adalah kepunyaan majikannya. Pandangan ini membuat orang-orang yang memiliki "kekuasaan" tersebut kadang-kadang bertindak sewenang-wenang.

Kasus kekerasan pada wanita adalah suatu fenomena yang tidak bisa didiamkan begitu saja. Akan tetapi, pengungkapan kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu hal yang sangat sulit sekali dilakukan karena dianggap suatu aib keluarga. Tentu sangat sulit sekali bagi korban pemerkosaan incest untuk mengungkap secara jujur kejahatan yang dialaminya.

Namun, penulis menilai bahwa seiring kemajuan zaman dan pendidikan yang semakin baik terlihat bahwa wanita mampu untuk menuntut hak-haknya. Penulis pernah membaca di sebuah koran yang mengungkapkan bahwa pengajuan cerai di Jakarta akhir-akhir ini lebih banyak dilakukan oleh wanita. Akan tetapi, sekali lagi perlu diingat bahwa masih banyak sekali kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di luar kota Jakarta.

Menurut penulis, adanya keberanian dan sensitivitas di lingkungan tetangga sekitar sangat penting dalam mengungkapkan adanya kekerasan dalam rumah tangga. Faktor rasa sungkan sering menjadi penghalang utama untuk mengungkapkan kasus-kasus seperti ini. Hal ini menyebabkan banyak tetangga korban yang mendiamkan keberadaan kasus ini hingga korban sudah dalam keadaan sangat parah.

Perempuan yang menjadi korban kekerasan harus secepat mungkin keluar dari rumah tempat tinggalnya untuk mengungsi di tempat yang lebih aman. Kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu lingkaran setan yang harus segera diputus karena akan makin lama semakin parah.

Simpulannya kekerasan rumah tangga adalah suatu fenomena yang nyata yang harus dihentikan secepatnya. Bantuan masyarakat sekitar korban kekerasan sangat penting. Rasa sungkan jangan sampai menyebabkan korban berada dalam keadaan yang semakin parah. Pada zaman modern ini, wanita, bahkan yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, harus semakin mandiri dan mempunyai penghasilan tambahan. Meskipun tidak menjadi korban kekerasan, wanita yang mempunyai penghasilan tambahan tentu memiliki kelebihan tersendiri.

Pada akhir tulisan ini, penulis hanya memiliki satu pesan sudah cukup air mata wanita tertumpah. Jangan sampai bertambah korban kekerasan rumah tangga.

Minggu, 18 November 2012

mengapa kamu mau "dibodohin" iklan?

Judul tulisan yang cukup mengejutkan bukan? Namun, itu adalah hal yang penulis rasakan saat memulai menulis tulisan ini. Penulis merasa bahwa orang-orang dengan gangguan psikologis seperti di atas adalah orang-orang yang *maaf* tolol. Penulis sebagai seorang yang cukup sering menonton televisi cukup terheran-heran melihat munculnya gangguan makan seperti anorexia dan bulimia nervosa di dunia ini. Penulis sangat heran melihat body image seseorang dipengaruhi oleh iklan-iklan di televisi. Akan tetapi, setelah merenungkan beberapa saat ternyata memang benar bahwa paparan dari televisi secara perlahan-lahan mengubah standar kecantikan yang penulis bayangkan. Misalnya, bukan bermaksud rasis, tetapi penulis sulit sekali melihat bahwa wanita yang berkulit gelap sebagai wanita yang cantik, kecuali beberapa artis seperti Beyonce Knowles dan Rihanna.

Ya, memang benar iklan telah mengubah banyak sekali aspek kehidupan manusia.

Tentu pemikiran seperti ini berada dalam pemikiran banyak wanita, khususnya standar kelangsingan. Paparan iklan mengenai wanita yang harus kurus untuk mendapatkan kebahagiaan mempengaruhi pandangan wanita tersebut. Selanjutnya, wanita tersebut diet yang kurang tepat, yaitu tidak makan sama sekali, untuk menurunkan berat badannya. Diet berlangsung terus menerus sehingga wanita yang tidak makan berhari-hari akhirnya mulai terbiasa untuk tidak makan. Hal ini terus menerus berlanjut dan berujung kepada gangguan makan anorexia nervosa. Suatu hal yang memprihatinkan memang.

Penulis menyadari bahwa standar kecantikan yang ditanamkan oleh iklan sulit sekali untuk dilepaskan begitu saja. Selain itu, standar kecantikan yang ditampilkan oleh iklan tidak 100 persen salah karena wanita yang terlalu gendut dapat mengalami masalah kesehatan juga. Namun, kadang-kadang penggambaran wanita dalam iklan cukup berlebihan. Tentu penggambaran yang masuk akal juga dibutuhkan.

Saat mengerjakan tugas Psikologi Perempuan, penulis tidak sengaja menemukan suatu artikel jurnal yang membahas mengenai perjuangan para feminis untuk menghilangkan iklan-iklan seperti ini. Namun, seorang feminis bernama Naomi Wolf beranggapan bahwa ketika suatu ideologi yang menguatkan diri wanita muncul di permukaan. Beberapa saat kemudian, menurut Naomi Wolf, akan muncul ideologi lain yang merendahkan diri wanita.

Secara tidak langsung, Naomi Wolf mendukung pandangan feminis radikal bahwa untuk menghilangkan ketidakseimbangan antara pria dan wanita hal yang harus dilakukan adalah wanita harus menjajah pria. Akan tetapi, penulis tetap bertanya-tanya apakah harus benar-benar dilakukan penjajahan?

Akhir dari tulisan ini, penulis yakin bahwa suatu hari nanti mungkin saja terjadi perubahan-perubahan di dunia ini mengenai pencitraan wanita. Akan tetapi, perubahan seperti apa yang terjadi tidak ada yang akan tahu.

Jumat, 09 November 2012

sedikit kisah dari majalah wanita

Kanker payudara salah satu penyakit paling mematikan bagi wanita, bahkan lebih mematikan lagi pria. Sama seperti kanker-kanker lainnya, kanker payudara sering menjadi tanda lonceng kematian bagi seorang wanita. Akan tetapi, dengan kemajuan zaman, kanker tentu memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk sembuh jika dideteksi sedini mungkin. Salah satu teknik untuk mendeteksi kanker adalah dengan melakukan pemijatan di daerah payudara wanita. Jika terasa benjolan-benjolan yang mencurigakan, maka dapat dipertimbangkan untuk mengunjungi dokter. Selain itu, pemeriksaan USG secara periodik juga bermanfaat untuk mendeteksi tumor yang mengkhawatirkan. Bagi pria, penyakit ini lebih sulit untuk dideteksi, namun jika memang terjadi benjolan yang sudah sangat mengkhawatirkan sebaiknya secepat mungkin ke dokter.

Penulis selanjutnya akan menjelaskan mengenai salah satu cerita yang penulis peroleh melalui sebuah majalah wanita (saya lupa majalah apa) mengenai perjuangan seorang wanita menghadapi kanker payudara pada stadium yang berbahaya. Wanita tersebut pada awalnya menemukan benjolan kecil pada daerah payudaranya. Setelah menemukan benjolan tersebut, wanita tersebut segera memeriksakan dirinya ke dokter. Wanita tersebut sangat terkejut kita mengetahui bahwa kanker tersebut sudah mencapai stadium yang berbahaya. Selanjutnya, wanita tersebut terpaksa harus menghadapi proses masektomi untuk mengatasi kanker tersebut.

Setelah menghadapi masektomi, wanita tersebut mengalami depresi. Menurutnya, dia merasa kehilangan salah satu bagian terpenting dalam hidupnya. Tak lama kemudian, wanita tersebut melakukan operasi rekonstruksi payudara. Selanjutnya, dia menikah dengan tunangannya dan mempunyai anak laki-laki.

Cerita di atas merupakan cerita singkat yang penulis mampu ingat. Tentu terdapat dinamika emosional yang dialami wanita tersebut saat hendak menjalani proses masektomi. Akan tetapi, penulis tidak dapat terlalu mengingat mengenai secara detail mengenai dinamika emosional. Secara garis besar, penulis menangkap bahwa proses masektomi memiliki dampak yang tidak kecil bagi wanita. Payudara, yang dianggap sebagai bagian yang memperindah bentuk tubuh wanita dan sumber makanan untuk keturunannya, terpaksa dirusak demi kesembuhan dari kanker payudara.

Rekonstruksi payudara menjadi salah satu alternatif mengenai masalah ini. Akan tetapi, setiap prosedur operasi lainnya, seorang wanita harus benar-benar memahami setiap kelebihan dan kelemahannya. Salah satu kelemahannya adalah rekonstruksi payudara tersebut tidak akan menghasilkan payudara yang benar-benar sama persis dengan payudara yang sesungguhnya. Namun, jika wanita tersebut memahami kelebihan dan kekurangan ini, maka kepuasan yang dialami oleh wanita tersebut akan semakin lebih terasa.

Kesimpulan yang penulis tangkap adalah payudara salah satu bagian yang sangat penting bagi wanita. Setiap wanita tentu berusaha untuk mempertahankan bagian ini. Masektomi yang dilakukan untuk mengatasi kanker payudara tentu memiliki dampak psikologis bagi wanita tersebut. Dukungan sosial menurut penulis sangat penting untuk mengatasi hal ini. Selain itu, jika memang terasa sangat berat, maka rekonstruksi payudara dapat dilakukan. Namun, tetap diingat bahwa payudara yang terbentuk bukanlah payudara sesungguhnya.

Tentu di masa depan nanti diharapkan tidak perlu lagi prosedur masektomi untuk mengatasi kanker payudara. Tetapi, sekali lagi butuh kerja keras dunia kedokteran dan medis untuk mengatasi kanker payudara.





salam hangat,



penulis

Kamis, 01 November 2012

makan saja kok repot?

Gangguan makan merupakan gangguan psikologis yang mungkin paling banyak dibahas saat ini, terdapat dua gangguan yang paling sering dibahas yaitu anorexia dan bulimia nervosa. Kedua gangguan ini dapat mempunyai dampak yang besar bagi penderitanya, khususnya anorexia nervosa, yang dapat menyebabkan malnutrisi berujung kematian.

Gangguan makan sendiri sangat terkait dengan citra tubuh yang terdistorsi yang dialami oleh penderitanya. Penderita kedua gangguan ini merasa bahwa mereka gendut ketika tubuh mereka sebenarnya mungkin saja tidak bermasalah. Mereka tetap berkeinginan untuk semakin kurus di saat tubuh mereka sebenarnya terlalu kurus. Hal ini lebih terlihat pada penderita anorexia nervosa.

Pada sisi lainnya, penderita bulimia nervosa mengalami depresi pada usahanya untuk menurunkan berat badannya. Mereka makan banyak dan pada saat yang bersamaan melakukan olahraga berlebihan serta berusaha untuk memuntahkan makanan mereka, kadang-kadang mereka menggunakan obat pencahar secara berlebihan. Dengan keadaan berat badan yang naik turun dan keinginan untuk menjadi kurus tentu akan membuat mereka mengalami depresi. Tenggorokan mereka bisa saja rusak karena memuntahkan makanan secara terus menerus. Kedua gangguan makan tersebut sangat berbahaya karena dapat menyebabkan efek negatif terhadap tubuh penderitanya.

Gangguan makan lain yang menjadi perhatian banyak ilmuwan saat ini yaitu binge eating disorder. Penderita gangguan makan ini akan berusaha untuk makan terus menerus, bahkan dalam jumlah yang besar. Mereka akan makan ketika mereka merasa sedih. Kegiatan makan menjadi pelarian mereka untuk mengatasi masalah mereka. Binge eating disorder terkait erat dengan obesitas, meskipun belum tentu penderita gangguan makan tersebut. Obesitas terkait dengan banyak sekali penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan lain-lain. Sama seperti gangguan makan lainnya, gangguan ini harus ditangani lebih lanjut.

Gangguan makan apa pun harus menjadi perhatian kita saat ini, kita tidak dapat mendiamkan gangguan-gangguan ini. Bantuan profesional harus dilakukan ketika gangguan makan semakin parah. Penulis menyimpulkan bahwa kegiatan makan adalah suatu kegiatan yang menyenangkan pada satu sisi terlalu banyak makan bukanlah hal yang baik, sisi lainnya terlalu sedikit bukanlah hal yang baik pula. Makanlah secukupnya dan cintailah tubuh kita apa adanya.





salam hangat,


penulis

setelah kelahiran...

Baby blues adalah suatu depresi yang sifatnya sementara dan cenderung lebih ringan yang terjadi setelah kehamilan. Beberapa faktor yang terlihat menjadi faktor utama kemunculan gangguan ini yaitu faktor neurotransmitter di otak dan kelahiran anak yang pertama. Kelahiran anak pertama bisa saja merupakan suatu fenomena yang membahagiakan bagi banyak ibu. Namun, di sisi lain terdapat suatu ketakutan tersendiri yang dialami oleh para ibu yaitu bagaimana mereka mengasuh anak mereka. Hal ini bisa saja menyebabkan depresi tersendiri karena para ibu kebingungan untuk menghadapi tantangan baru ini.

Jika baby blues tidak ditangani, maka dapat menyebabkan postpartum depression (atau depresi setelah melahirkan). Gangguan psikologis ini tentu lebih berbahaya dibandingan dengan baby blues. Depresi ini mempunyai dampak yang besar terhadap kehidupan ibu tersebut, misalnya ibu tersebut sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti sulit makan. Bahkan, depresi tersebut dapat menyebabkan ibu tersebut untuk bunuh diri atau yang lebih mengerikan lagi, ibu tersebut bisa saja membunuh anaknya sendiri ketika depresi semakin parah.

Ibu yang mengalami baby blues harus mendapat dukungan dari keluarga, misalnya bantuan untuk mengurus kegiatan rumah tangga. Ibu tersebut diberikan waktu untuk menyendiri dan kadang-kadang harus diberikan support baik dari suami maupun orangtua, saudara-saudari, atau teman-temannya. Kelekatan ibu dan anak tetap dibangun, tetapi tetap pengasuhan anak harus dilakukan oleh suami dibantu dengan orangtua dan saudara-saudarinya. Jika gejala-gejala depresi semakin parah, maka dibutuhkan bantuan ahli.

Penulis menilai bahwa postpartum depression dapat dicegah selama gejala masih ringan, hal yang paling penting adalah dukungan dari keluarga. Ibu tersebut harus tahu bahwa mengasuh anak merupakan hal yang berat, tetapi akan ada orang-orang di sekitar yang akan membantu ibu tersebut jika mengalami kesulitan. Ibu tersebut harus tahu bahwa dia dicintai oleh keluarga dan teman-temannya.





salam hangat,


penulis